Nabila Nada Ihsani
Dukung Dakwah mereka dengan sedekah untuk kebutuhan Santri. Mulai dari Rp 500.000,-
Asal : Pamekasan Madura
Lahir : Malang, 18 Oktober 2003
Tentang Nabila :
Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara…
Anak pertama yang tak luput dari tanggung jawab besar sebagai contoh adik-adik,saya dulu di paksa mondok di Probolinggo… Disitu saya mulai kehidupan baru..yang awalnya tak paham betul tentang islam saya mulai di pahamkan,yang dulu tidak suka menutup aurat di situ mulai di tanamkan aqidah yang kuat…
Berjalan di atas kenyataan yang mungkin tak sesuai ekspektasi,saya ikuti saja alur yang Allah mau…
Di balik kondisi keluarga yang mungkin kurang kasih kasih sayang pada saya, saya mulai meyakinkan diri bahwa Allah akan memberikan jalan terbaik bagi saya…
Hingga akhirnya saya mulai meniti jalan yg penuh cahaya, mengantar kan saya pada kemaslahatan indah yang nyatanya Allah maha kuasa atas segalanya… berharap Allah temani saya setiap langkah dan berharap Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayang pada keluarga saya 🙂
5 alasan mengapa harus menjadi Orang Tua Asuh Santri?
- Pahala Tiada Henti
- Pahala Hafiz Al-Qur’an
- Pahala Dakwah
- Mengalirkan Kebahagiaan
- Kontribusi melahirkan 1 Juta Dai Quran
Tentang sebuah mimpi…
Yang mungkin bagi orang yang tak beraksi ia hanyalah halusinasi…
Berjalan menyalamatkan diri dari kegelapan, menemukan secercah cahaya kerahmatan…
Saya yang dulunya bercita cita ingin menjadi pramugari dengan cantiknya, setelah saya di pahamkan islam, perlahan di tanamkan aqidah yang kuat dan menumbuhkan cita-cita besarr…
Cita-cita yang ingin saya sandingkan dengan kenyataan,,keadaan umat yang sangat miriis, sistem yang menyengsarakan membuat saya memikirkan “apakah ia saya bermimpi jadi pramugari yang hanya di pesawat saja?”
Ternyata tidak! Itu bukan cita-cita yang benar…
Saya mulai mencari mimpi mulia,,mungkin bagi keluarga besar saya sangat lah tidak untung jika cita-cita saya hanya ingin menjadi daiyah dan hafidzah sendangkan orang tua saya perawat dan bidan,,namun pernyataan nya,,jika orang sakit di rumah sakit bisa orangtua saya sembuhkan, apakah salah jika saya ingin menjadi dokter umat yang bisa menyadarkan umat tentang hakikat kehidupan? Umat yang termakan oleh gaya barat membuat mereka semakin terpuruk di makan masa… disitu saya mulai tekad, memilih kekeh ingin kuliah di cqc,entah apapun tantangan nya saat itu, berharap Allah lapangkan dada keluarga saya dan memberikan kemudahan untuk segalanya… Cita-cita memang banyak,tapi sangatlah miris bagi saya jika tidak menjadikan kewajiban itu sendiri sebagai cita-cita… Toh ending nya yang kita harapkan surga,tapi gak mungkin kan kita masuk surga sendiri an? Allah… Ini semua tidak mudah tekad yang kadang luntur di tengah jalan, membuat saya berpikir lagi dan terus meng upgrade niat… Saya mohon doanya,, bukan kan sebaiknya baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain? Wallahu a’lam bish shawab…
Siklus | Per Pekan, Per Bulan, Per Tahun |
---|